GREEN NORD 27
Green
nord’27, hanyalah sebuah nama untuk tribun di stadion. Tepatnya di
tribun Utara. Dilihat dari sisi penamaan sudah sangat jelas, ‘NORD’ =
North yang dalam bahasa Indonesia adalah Utara. Sedangkan ‘GREEN” dan 27
di ambil dari warna kebanggaan Persebaya dan tahun kelahiran Persebaya.
Analoginya seperti di Stadion Old Trafford yang rencanaya akan
memberikan nama “Sir Alex Ferguson” sebagai nama tribun Utara di stadion
tersebut. Perlu diketahui juga, bahwa Green Nord’27 bukanlah nama
kelompok suporter baru dan juga bukan sebuah komunitas. Green Nord’27
adalah milik kita bersama Bukan milik komunitas tertentu. Tidak ada yg
mendominasi, tidak ada yg memonopoli, Tidak ada yg merasa paling heroik,
paling berjasa dan merasa paling memiliki. Semua Satu Hati, Satu Sikap
dan Satu Tindakan.
Green Nord 27 merupakan kepemilikan kolektif, dimiliki secara bersama
Keyakinanlah yg membuat kita semakin solid dan kuat. Di dalam tribun
Green Nord’27 sendiri terdapat berbagai macam komunitas Bonek dan Bonek
yang tidak berkomunitas. Mereka berkumpul disana dengan persamaan visi
dan misi. Yaitu dengan total, loyal dan royal dalam memberikan dukungan
kepada Persebaya. Yang tentunya tidak hanya bersorak “Hore” saat
Persebaya meraih kemenangan dan berprestasi. Tetapi juga turut merasakan
sedih di kalah Persebaya sedang terpuruk. Kalah tetap ku dukung, Menang
ku sanjung. Tapi tidak hanya itu saja, juga tidak segan untuk
memberikan kritikan kepada Persebaya. Baik itu pelatih maupun manajemen
yang dianggap telah salah dalam mengambil keputusan maupun hal-hal
lainnya.
Dalam perjalanannya dan dinamika yang terjadi, Green
Nord’27 banyak yang beranggapan bahwa itu nama suporter baru dan
komunitas baru. Bahkan banyak isu-isu yang di hembuskan untuk ditujukan
pada Green Nord’27. Mulai nama, balaclava, warna baju, logo, salam dan
tentunya yang paling ‘WOW’ adalah pendanaan. Tentang nama jelas telah di
singgung di atas. Kemudian tentang penggunaan balaclava. Yah,
Balaclavas atau topeng, Garis besarnya untuk melindungi kita dari
percikan api red flare dan kepulan asap smoke bomb. Yang lain just style
(Multifungsi). Kalau toh dipakai terus saat di dalam stadion tentu saja
akan kesulitan mengeluarkan suara dan akan tidak terdengar jelas saat
melakukan “chant’. Jadi balaclava ketika di dalam stadion lebih kepada
fungsi safetynya. Untuk di luar, itu bisa di pakai semacam slayer saat
mengendarai sepeda motor agar tidak terkena asap polusi dan debu
hehehe......
Kemudian mengenai warna baju, ada yang mengatakan
“Bonek kok ireng, Bonek iku Ijo”. Kalau menurut pendapat pribadi
penulis, yang Ijo itu Persebaya bukan Boneknya. Bonek hanya mengikuti
apa yang di pakai Persebaya. Sedangkan kita semua tentu mengerti, banyak
juga kaos atau t-shirt yang mengatasnamakan Bonek juga berwarna hitam
dan bahkan ada yang berwarna silver dan lain sebagainya. Toh, kalau
penulis boleh berpendapat lagi. Penggunaan warna itu di dasari oleh
selera dan minat dari tiap-tiap individu maupun komunitas. Serta ketika
kita berbicara mengenai pangsa pasar, masih ingat betul ketika ada
sebuah pembicaraan dengan seseorang yang menggeluti dunia fashion. “Kaos
Bonek itu tidak perlu selalu warna hijau, juga perlu didesain yang
semenarik mungkin jika nantinya kaos tersebut bisa digunakan untuk
kehidupan sehari-hari dan tidak hanya di pakai saat mendukung
Persebaya”. Jujur, itu sebuah wacana menarik. Kaos Bonek juga bisa di
desain semenarik dan sesimple mungkin sehingga juga bisa digunakan untuk
kongkow-kongkow di mall atau di tempat-tempat lainnya. Oke, kembali ke
permasalahan Green Nord’27. Salah satu alasannya seperti yang sudah di
utarakan di atas. Tapi kami juga ingin menepis anggapan yang ditujukan
kepada kami bahwa kami telah merubah ‘ciri khas’ dengan cara
mensosialisasikan penggunaan jersey Persebaya di saat mendukung
Persebaya.
Logo, bukan berarti sebuah logo tanpa makna. Logo bisa di
katakan sebagai sebuah simbolisasi identitas. Ketika berbicara logo
Bonek tentu “cangkem mangap” kenapa penulis tidak mengatakan “ndas
mangap” ? mudah jawabannya, yang mangap itu mulut atau kepalanya?
Disitulah letak jawabannya. Logo Bonek merupakan sebuah simbolisasi
identitas yang menggambarkan tentang sebuah semangat untuk memberikan
dukungan kepada Persebaya. Yang kemudian logo Bonek pun juga banyak
berubah dan banyak dimodifikasi dari logo aslinya. Kenapa terjadi? Tentu
saja itu juga ada hubungannya dengan sebuah identitas, minat serta
fashion. Langsung saja ke pembahasan logo yang sering di pakai Green
Nord’27. alasannya cukup simple, yaitu sama seperti apa yang menjadi
landasan alasan memakai balaclava. Itu hanya sebagai sebuah simbol dan
identitas saja yang menggambarkan cara memberikan dukungan kepada
Persebaya sebagai bentuk kreatifitas, dan tentunya tidak meninggalkan
apa yang sudah menjadi warisan tentang logo Bonek. Semoga disini sudah
jelas alasannya.
Salam, Salam yang selama ini dan sudah menjadi
paten bagi Bonek adalah Salam Satu Nyali dan kemudian di jawab dengan
WANI !. ketika ada yang mengatakan Green Nord’27 merubah salam tersebut
adalah salah besar dan itu hanya tuduhan ngawur. Salam tetap Assalamu
Alaikum (Bagi umat Islam) dan Salam sejahtera (Bagi Non-Islam) itu
ketika kita bertegur sapa. Untuk Salam Satu Nyali tetap di gunakan
sebagai salam yang kedua setelah salam pembuka ketika sedang ada acara
seperti kopdar atau acara-acara lainnya. Sekarang kalau boleh penulis
bertanya, apakah setiap Bonek tahu sejak kapan penggunaan Salam Satu
Nyali tersebut? Akan sangat disayangkan ketika kita dengan tegas
mengatakan “Salam e Bonek kaet biyen iku Salam Satu Nyali” Tapi tidak
tahu kapan salam itu mulai dipergunakan. Penulis berani bilang seperti
ini karena tahu sejak kapan salam tersebut di gunakan meskipun tidak
ikut secara langsung namun mendapat sumber dan referensi yang
terpercaya. Kemudian menanggapi mengenai salam yang sering muncul dan
yang sering dikatakan ‘merubah’ salamnya Bonek yaitu “Salam Manis
Loyalis Persebaya”. Salam itu muncul ketika adanya konflik dualisme
Persebaya. yang tentunya bertujuan menunjukkan bahwa Bonek itu “Loyal”
terhadap Persebaya. Selain itu salam itu juga hanya sifatnya untuk
‘Guyon’ saja. Seperti halnya adanya “Salam Assololey, Salam Dua Kursi
dan lain sebagainya. Sekali lagi kami tekankan salam kami tetap Assalamu
Alaikum dan Salam Sejahtera, kemudian dilanjut dengan SALAM SATU NYALI
!!
Dan terakhir adalah Pendanaan. Kenapa penulis di atas mengatakan
paling ‘WOW’ ? karena ini adalah hal yang paling vital dan munculnya
isu-isu yang terkait tentang pendanaan tersebut. Muncul anggapan bahwa
setiap kali kreatifitas dan aksi yang dilakukan oleh Green Nord’27
berasal dari sebuah ‘Dana Gelap’. Dana gelap disini yang dimaksudkan
adalah adanya back-up dari salah satu Partai Politik. Cukup aneh ketika
anggapan tersebut ditujukan kepada Green Nord’27, Padahal di dalam Green
Nord’27 sendiri sering didengungkan menolak Politisasi dalam sepakbola.
Khususnya di Persebaya dan terlebih lagi di dalam dunia suporter yang
biasanya hanya akan dimanfaatkan sebagai komoditas saja oleh para elit
politik. Kalau boleh tebuka mengenai dana yang selama ini dipakai untuk
kreatifitas dan aksi Green Nord’27, itu semua murni dr dulur2 yang ada
di tribun kami. Setiap kali kopdar, akan selalu ada memutar kardus u/
pendanaan. Itupun dengan tarikan seikhlasnya tanpa ada paksaan. Tentunya
Hasil pasti diumumkan. Selain itu dana yang di dapat juga berasal dari
beberapa dulur-dulur Bonek yang ikhlas memberikan sedikit bantuan untuk
kreatifitas dan aksi atraksi Green Nord’27. Ambil contoh dari beberapa
elemen bonek dan non-elemen yang tergabung di tribun Green Nord’27,
mereka dengan sukarela dan ikhlas memberikan sedikit bantuan untuk
kreatifitas. Tentu juga banyak yang tahu khususnya dulur-dulur yang
mengikuti perkembangan Green Nord’27, sering melakukan penggalangan dana
untuk aksi. Berapa pun di terima. Termasuk saat adanya pelelangan
jersey pemain, jualan nomer cantik, stiker, kaos dan masih banyak
lainnya. Itu semua dana murni bukan dari 'parpol'. Selain itu juga
berswadaya membentuk badan usaha dari penjualan T-shirt dan keuntungan
100% untuk biaya Kreatifitas. 100% murni dana yang didapat dari hasil
penjualan T-shirt, Flare, Sticker, Jersey dll. Bukan dari dana gelap
PARPOL. Dari kerja keras dan usaha para dulur2, Green Nord’27 pernah
diundang ON AIR radio EBSFM Clear Eurovaganza di Jl.Raya Darmo.
#CarFreeDay uang pembinaan 900rb untuk atraksi. Dan juga Uang pembinaan
500rb kami dapat dari hasil The Best Yel-Yel supporter Satu Nyali Cup
Futsal. Dan setiap selesai atraksi pasti akan ada LPJ dari hasil dana
yang di dapat tersebut. Transparan dan tidak ditutup-tutupi, karena
masalah Uang adalah masalah yang sangat vital. Kami dengan tegas dan
lantang mengatakan "AGAINST POLITICAL FOOTBALL". Silahkan diberikan
bukti dan fakta mengenai adanya dana gelap dari parpol. Kami Ada Kami
Bisa, Together We Can Because We Are Family. (KK)
SALAM SATU NYALI !!!